Kedungwungu, Blora — Pemerintah Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, kembali menggelar agenda budaya tahunan Sedekah Bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi dan limpahan rezeki yang diterima masyarakat. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu Wage hingga Jumat Legi, 16–18 Juli 2025, dan menjadi salah satu tradisi penting yang memperkuat identitas budaya sekaligus mempererat solidaritas warga desa.
Dengan mengusung tema “Guyub Rukun Bergerak Bersama Membangun Desa”, Sedekah Bumi tahun ini dirancang tak hanya sebagai prosesi adat, tetapi juga ruang partisipatif warga lintas generasi. Mulai dari penyembelihan kerbau sebagai simbol persembahan kepada bumi, hingga berbagai pertunjukan seni tradisional dan lomba tumpeng yang melibatkan 20 RT, kegiatan ini menjadi wujud kebersamaan dalam bingkai kearifan lokal. Kemeriahan acara juga diramaikan oleh penampilan anak-anak dari PAUD hingga SD, yang menunjukkan bahwa semangat melestarikan budaya telah tumbuh sejak usia dini.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak Rabu Wage, 16 Juli 2025, dengan penyembelihan kerbau sebagai simbol penghormatan kepada alam dan leluhur, dilanjutkan dengan pagelaran Seni Tayub (7 Ledek) pada malam harinya pukul 22.00 WIB. Keesokan harinya, Kamis Kliwon, 17 Juli 2025, akan diisi dengan kesenian tari dari anak-anak PAUD, TK, dan SD, dilanjutkan lomba tumpeng antar-RT yang melibatkan 20 peserta, serta ditutup dengan pentas Seni Tayub pada siang hari.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, masyarakat diajak turut serta dalam Jalan Santai pada Jumat Legi, 18 Juli 2025, dengan rute dari Punden Desa Kedungwungu menuju Goa Terawang. Acara ini semakin semarak dengan penampilan Seni Barongan Gembong Kencana dan pembagian doorprize untuk peserta.
Kepala Desa Kedungwungu, Marsoni, yang akrab disapa Soni, menyampaikan ajakan terbuka kepada seluruh warga dan keluarga besar Kedungwungu yang berada di luar kota untuk pulang kampung dan bersama-sama menyemarakkan tradisi Sedekah Bumi.
“Tradisi ini bukan hanya tentang syukur kepada Tuhan dan leluhur, tapi juga tentang memperkuat kebersamaan. Mari kita jaga dan rawat budaya ini bersama-sama,” ujar Soni.
Lebih dari sekadar tradisi tahunan, Sedekah Bumi Desa Kedungwungu 2025 menjadi ajang penting untuk memperkenalkan potensi dan kekayaan budaya Desa Kedungwungu kepada khalayak luas, sekaligus sebagai bentuk nyata pelestarian warisan budaya nenek moyang yang penuh nilai dan makna.